Untuk _Dharma _ ku
Sekolah begitu lengang , Gita melenggang bersama
beberapa siswi lain. Ia datang pagi – pagi karena kebagian piket hari Sabtu.
Udara sejuk menerbangkan daun – daun kering, begitu juga dengan rambut Gita
yang terurai panjang mengayun sana sini . Ia berjalan sambil sibuk membenahi
rambutnya yang acak – acakan tertiup angin.
“eh gimana persiapan buat promt night bulan depan?? Apa ada
yang kurang?”,tanya Nina sang ketua OSIS. “ uda kok, tinggal dekorasi aja ntar
ni spanduknya gue bawa. Lo mau liat? Nih gue bukain”,jawab Gita sambil
membentangkan spanduk desainnya. “ oke juga nih desain lo, kerja bagus Ta”,
puji Nina. “ iya sapa dulu dong yang buat....,yaudah gue duluan ya mau piket
kelas nih “,gita pamit sambil setengah berlari.
Sampai di kelas IPA 5 , kelas terbaik karena sering
memenangkan lomba kebersihan kelas dan game – game lain yang diadakan sekolah.
Ternyata sudah ada teman – teman Gita yang lain membersihkan kelas, Gita segera
menyusul karena tidak enak datang paling akhir. Pelajaran dimulai, jam pertama
adalah mapel kesenian Pak Ramlo .
“ baik anak – anak untuk Bab II ini kita punya agenda untuk
memperdalam pengetahuan kita mengenai Seni Suara”, Pak Ramlo membuka pelajaran.
Anak – anak bersorak gembira karena baru kali ini ada mata
perlajaran seni suara. Biasanya mereka berkutat dengan rumus – rumus kriting
fisika, matematika semua itu membuat jenuh.
“ Seni suara sangat bergantung pada pengaturan pernafasan .
tapi tidak lupa juga dengan bakat yang kita miliki. Minggu depan kalian harus
menyanyikan lagu sesuai dengan apa yang kalian rasakan saat itu. Setelah
bernyanyi kalian harus bersedia menceritakan kisah apa dibalik lagu yang kalian
bawakan itu”, tambah Pak Ramlo.
Lenguhan panjang terdengar menggema di ruangan yang cukup
lapang itu. “ loh pak itu kan masalah hati ...ya malu – malu gimana gitu dong
pak,” protes Nuna sahabat Gita yang paling anti Seni Suara. “ eh lo ,kan enak
kita ngga usah bahas materi”, Gita yang duduk desebelah gita menyanggah sambil
mencubit – cubit pipi Nuna. “ yahhh tapi gue gabisa nyanyi, lu tau kan kemarin
waktu gue latihan nyanyi buat pensi, anak – anak tuh langsung pake headset.
Kalo gelas, lampu pada punya kuping mereka mending mecahin diri –sendiri
daripada kudu dengerin suara gue.” Jawab Nuna memelas. “ udah, ntar gue yang
ajarin. Lo pilih lagunya, kalo’ udah ngomong ke gue ya...”, Gita menyemangati.
“ ya dah....makasih ya Gita bawel, lo emang temen gue yang paling sweeettttt
banget,” .
Bel pulang sekolah berbunyi siswa – siswi SMA Global Pasekta
berhamburan keluar dari sekolah. Mobil – mobil mewah berjejer di sepanjang
jalan depan sekolah. Maklumlah SMA ini adalah sekolah swasta internasional
terbaik di Indonesia. Banyak pertukaran pelajar yang mengambil siswa sekolah
ini. Kerjasama yayasannya pun hingga keluar negeri, jadi banyak sudah alumni
yang bersekolah di luar negeri yang biayanya di tanggung kedutaan besar negara
tersebut.
Berbeda dengan siswa – siswi lain, Gita masih harus mengikuti
ekskul paduan suara dan setelah itu ia menyempatkan waktunya untuk melakukan
rapat dengan anggota OSIS lainnya. Nuna dan Gita berpisah sepulang sekolah. “
Gue ke ruang kesenian dulu ya, uda telat 15 menit nih “, gita pamit sambil
tergesa – gesa. “ iya lo cepetan lari noh kesono keburu Bu Nada tuh nglemparin
sound sistem...hahaha”. Nuna meledek ekskul Gita yang guru pengajarnya killer.”
Yeee lo jangan ngehina dong, daripada lu gak punya ekskul....dasar pengangguran
hahaha,” Gita menjawab sambil menjitak kepala Nuna dan ia bergegas lari dari
terkaman Nuna. “ awas lo ya besok.....”. anacam Nuna sambil berteriak dari
kejauhan.
Di dalam ruang kesenian
gita sudah ditunggu teman – teman lainnya, namun beruntung Bu Nada belum
datang . tak lama kemudian parfum jeruk Bu Nada tercium oleh anak anak paduan
suara mereka segera duduk dengan rapi.
“Selamat sore anak – anak”. Sapa Bu Nada sambil membenahi
kaca matanya yang melorot.
” Selamat sore Bu ...”.jawab mereka serempak
“ ibu punya pengumuman penting, Sabtu depan ibu akan
mengadakan seleksi penyanyi solo. nanti apabila kalian terpilih,kalian akan
tampil sebagai opening malam Promt bulan depan “.
Anak – anak paduan suara mulai gusar. Mereka bisik sana sini
mendiskusikan apa yang harus mereka nyanyikan minggu depan, tak terkecuali
Gita. Ekskul musik berjalan dengan sedikit tegang seperti biasanya, tak lain
karena super disiplinnya Bu Nada . Konon nama panjang bu Nada adalah Alona
Nadaiswara lengkap sudah dengan profesinya yang ngga jauh – jauh dari not
balok. Ekskul paduan suara selesai pada pukul setengah empat sore. Gita
langsung menuju ruang osis untuk melakukan rapat .
“duuuhhhh akhirnya selesai juga kegiatan gue”. Lenguh Gita
penuh kelegaan. Ia kemudian pulang dengan mobil Alphard mewah nya. Sengaja ia
memilih menyetir sendiri supaya bila ada meeting mendadak seperti tadi supirnya
ngga perlu nungguin.sampai dirumah Gita langsung merebahkan tubuhnya ke kamar.
Jum’at minggu depan, sampai di sekolah Gita segera
memarkirkan mobil nya di bagian paling depan.ia keluar dari pintu dan ciiitttt
terdengar decitan rem yang ternyata berasal dari mobil sporty silver di
belakang Gita.
“ eh lo liat – liat dong kalo mau belok....”. Gita sebal
karena kaget ia harus merasakan kerasnya pintu mobil.
Keluarlah sesosok
makhluk tampan dari mobil sporti itu . gita memicingkan matanya, sepertinya ia
tidak pernah melihat siswa ini berkeliaran di sekolahnya.
Cowok itu bergerak mendekati Gita,” lo ngga papa? Sambil
mengusap jidat Gita yang benjol kepentuk pintu.
” Lo apa – apaan sih, sakit tau ...yaudah gue mo masuk ke
kelas nih” ,jawab Gita bersungut – sungut.
“sorry ya, gue tadi kekencengan naik mobil nya.”
“yaudah gapapa, lain kali tuh lo harus tau kalo disekolah
ini ga boleh ngendarai mobil di atas kecepatan 20. Lo liat papan yang disana
noh” ,Gita memberi tau sambil berlalu.
Sesampainya di kelas ia disambut oleh Nuna yang heboh abis.
“ jidat lo kenapa benjol gitu? Aaaa lo pasti kualat abis jitak gue ... yakan?
Kasian sini – sini cup jangan nangis yaaaa” . Nuna menggoda sahabatnya yang sedang
BeTe itu.
“ lo kok ngledek gue sih , ni kepala sakit banget tau....gue
jadi pusing nih”
“ yaudah sini cepetan duduk, nanti waktu break gue anter lo
ke UKS ya”. Nuna menawarkan bantuan
Jam pertama dimulai bapak kepala sekolah masuk ke kelas Nuna
dan Gita.
” Tumben – tumbenan nih Pak Bagas masuk kelas, pasti ada
berita penting “, Nuna berbisik kepada Gita.
“ selamat pagi anak – anak, kalian akan mendapatkan teman
baru, silahkan masuk”. Pak bagas membuka pembicaraan seperti mempersilahkan
masuk seseorang yang ada diluar. Masuklah seorang siswa yang tidak asing lagi
bagi Gita.
“ ha? Dia kan yang
bikin gue benjol tadi pagi,” Gita memberi tahu Nuna sambil memukul – mukul meja
dengan kesal. Nuna yang melongo terpesona kharisma dan kegantengan cowok itu
tidak menggubris omongan Gita.
“ hai semua, perkenalkan nama saya Dharmasakti Effendi, saya
murid pindahan dari Australia”. Semua murid berdecak kagum, namun tidak dengan
Gita. Sebelum duduk Dharma sempat melayangkan pandangan kepada Gita dan
tersenyum tipis. Gita tetap pada pendiriannya, Hidup ngambek !!!.
Bel istirahat berbunyi,nak – anak IPA 5 segera menuju tempat
favorit mereka yaitu Kantin. Tinggal Nuna dan Gita berjalan beriringan dengan pelan karena
kondisi Gita yang tidak memungkinkan. Di tengah perjalanan “ Na , Na, gue gak
kuat na sumpah gue gak kuat, kepala gue sakit banget “ .pandangan Gita gelap,
ia pingsan.ia memang sering merasa sakit sekali pada kepalanya.
Nuna sebagai sahabat yang setia, ia menemani Gita yang tidak
siuman – siuman sejak tadi di UKS. Nuna memijat – mijat tangan gita dengan
khawatir, tiba – tiba gita siuman.
” Syukurlah lo udah sadar Ta, uda 2 jam pelajaran lo disini,
kayaknya kepentuknya parah banget ya lo, ksian temen gue nih “. Nuna
mengungkapkan perasaan leganya
“ lo hebat ya Na”. Jawab gita. “ hebat ngapain ngaco aja nih
anak .”
“ ya ... lo hebat bisa ngangkat gue yang badannya lebih gede
dari lo....”.
“ eh sorry dorry borry yaa...emang gue keliatan maco?, bukan
gue lah yang bawa lo kesini.” Nuna menyanggah.
“ nah trus sapa dong, masa gue jalan sndiri waaaahhh mandiri
banget ya gue”. Gita memuji diri sendiri
“ iiuuuhhh ViDi (PeDe), lo tuh harus trimakasih sama
pangeran ganteng itu,lo tadi waktu pingsan
kan lo jatuh ke belakang tu, eehhh kebetulan di tangkep deh sama pangeran
ganteng... so sweett banget Ta, gue jadi pengen.” Nuna menceritakan
“ pangeran sapa sih yang jelas dong..., oh lo pengen benjol
kayak gue, yaudah sini gue bantu “,Gita geregetan kepada sobatnya yang rempong
itu.
“ Dharma itu loh Ta...pangeran ganteng yang coolll banget,
dia juga bilang ma gue kalo dia nyesel uda bikin lo kayak gini , dia nitip maaf
buat lo “
“ pangeran – pangeran, ngga usah lebai deh....ya emang dia
harus nyesel”. Gita sewot.
“mumpung kita lagi ngga di kelas, lo ajarin gue nyanyi yah,
gue dah punya lagu nya nih “,Nuna mengharap
“ iyya deh,.....”
Akhirnya hari itu Gita harus pulang dengan diantar Nuna,dan
mobilnya di titipkan kepada satpam sekolah.
Keesokan harinya Gita berangkat ke sekolah dengan kepala
diperban. Ia jalan di halaman sekolah sambil memikirkan lagu yang akan ia
nyanyikan nanti.
“ gue nyanyi lagu apa ya, kan kejadian minggu ini gue
benjol, emang ada lagu yang nyrutain kepala benjol??,” gita ngomong sendiri.”
Kalo gue nyanyiin lagunya The Winner
yang judulnya Nakal itu cocok kali
ya, emmmhh kan liriknya yang ada aduh
pusingnya kepalaku melihat kelakuan nakalmu....wah cocok banget nih
sekalian gue balas dendam sama Dharma tuh. “,Gita kegirangan
Tibalah waktunya pelajaran pak Ramlo seluruh siswa dipanggil
satu persatu untuk bernyanyi dan menceritakan pengalamannya. Ada yang
menyanyikan lagu Cemburu Menguras Hati karena
ia cemburu saat menguras kamar mandi, ada juga yang menyanyikan lagu Tak Gendong karena ia jadi pengasuh
bayi sepulang sekolah. Kalau Nuna memilih lagu Terpesona lagunya ia tujukan kepada Dharma. Kemudian nama Gita
dipanggil, ia pun bernyanyi dan menceritakan benjolnya itu dengan ekspresif,
bahkan ia membawa properti. Dharma hanya tertunduk merasa bersalah.
Saat break Nuna pergi ke kantin meninggalkan Gita di kelas,
Dharma pun menghampiri gita dan duduk disampingnya.gita yang masih membereskan
buku cuek saja dengan dharma yang sedari tadi ada disebelahnya.
“ Gita kan nama lo, gue minta maaf ... kan gue ngga sengaja
kemaren ...abisnya lo tiba – tiba kluar gue ngga siap”. Dharma memelas.
“ iya gapapa ngga usah lo pikirin lagi.” Jawab Gita cuek
“ yaudah lo kan tadi ngga bawa mobil ,sebagai tanda
permintaan maaf gue, ntar lo gue anterin pulang , lo mau ekskul dulu kan ?
kebetulan gue juga ada latihan basket.”
“eemmmhhh gimana ya, yahh yaudah lah,gue terima permintaan
maaf lo”.Gita menyetujui.
Dalam ekskul paduan suara, seperti agenda minggu lalu bahwa
hari ini diadakan seleksi. Gita menunggu giliran di panggil urutan 10. Di
tempat lain Dharma sudah selesai latihan basket. Ia menuju ruang paduan suara
bertepatan dengan gita yang mendapat giliran bernyanyi .Dharma sangat terkesima
dengan suara Gita yang indah, “ ternyata cewek galak itu pinter nyanyi juga,
apalagi tadi pagi pas dia jalan di halaman....cantik, rambutnya indah”, batin
Dharma. Akhirnya mereka berdua pulang bersama. Setelah kejadian itu gita dan
dharma semakin dekat saja. Mulai dari acara bakti sosial , lomba – lomba antar
provinsi sering kali mereka yang mewakili sekolah.
Promt night kurang 2 hari lagi. Pengumuman tentang siapa
yang akan menjadi opening untuk acara promt tersebut telah ditempel di papan
pengumuman. Ternyata nama Gita tercantum, ia tampak tidak percaya. Keesokan
hari nya adalah jadwal untuk gladi bersih. Sepulang dari acara gladi bersih
gita sedikit dikejutkan karena hidungnya mengeluarkan darah.
“ehm eehh.. astaga gue ngluarin darah ,duh kenapa sih gue
biasanya juga ngga pernah kayak gini, gue harus ke rumah sakit buat check up”.
Gita nampak bingung dan matanya berkaca-kaca.
“dek maaf ya saya harus mengatakan ini dengan sebenar –
benarnya”.kata dokter.
“ iya dok saya siap mendengar tentang kondisi kesehatan
saya, saya sakit dok?”.tanya Gita gusar.
“ kamu sebenarnya menderita leukimia stadium 3, andai kamu
tau penyakit ini sejak awal, mungkin penyembuhannya akan lebih cepat dan mudah
Gita. Tapi kamu jangan khawatir, kami akan lakukan yang terbaik untuk
menyembuhkan penyakitmu .”dokter
Gita yang masih melongo tak percaya, dengan cepat meloloskan
air mata membasahi pipinya.apa yang harus ia lakukan dengan penyakitnya itu.
Kemudian dia bertekad dalam hati untuk tidak ingn menyianyiakan waktunya, dan
tidak akan mengecewakan orang yang menyeyangi nya. Semua itu ia pegang
teguh,hingga suatu malam.
Malam yang sangat ceria untuk anak – anak SMA Global
Pasekta,karena tibalah saatnya yang ditunggu – tunggu yaitu PROMT NIGHT....
Dj menggesekkan tangan nya dengan lincah,irama disko
menambah semarak suasana malam itu. Dharma yang sedari tadi mondar mandir
sambil memegang bunga mawar dan sebuah boneka beruang di tangannya kelihatan
bingung. Dharma tidak yakin dengan apa yang nanti ia lakukan untuk Gita. Ia
menyukai Gita ,sangat .bunga dan boneka itu akan ia berikan pada Gita. Susah
payah ia mencari boneka yang ada tape record nya.
Acara dimulai Gita di panggil untuk menyanyikan lagu akustik
sebagai opening acara selanjutnya.
Aku ingin engkau selalu
Hadir dan temani aku
Disetiap langkah yang
meyakiniku
Kau tercipta untukku
|
Meski waktu akan
mampu
Memanggil sluruh
ragaku
Ku ingin kau tau
Ku selalu
milikmu yang mencintaimu
Sepanjang
hidupku
|
“Gita kok pucet banget sih kenapa ya,ah mungkin Cuma
perasaan gue aja, “ batin Dharma
Penampilan Gita sangat memukau gaunnya cantik,anggun. Semua
siswa sorak sorai menghadiahi dia dengan tepuk tangan. Gita turun dari
panggung,Dharma mengulurkan tangannya.
“ ayo lo ikut gue,gue punya sesuatu buat lo”. Dharma menarik
narik tangan Gita. Walaupun Gita meronta – ronta karena pergelangan tangannya
sakit,Dharma tetap tidak menggubrisnya. Ia membawa Gita di tepi sebuah danau di
samping sekolahnya. Lampu temaram semakin menambah romantis suasana malam itu.
“lo mau ngomong apa Dharma?, lo tau ngga kalo tangan gue
sakit lo tarik – tarik,sekarang cepetan ngomong”, Gita sedikit sewot
“ Ta, gue tau kita baru kenal sebulan. Tapi gue rasa itu
ngga jadi masalah. Ni gue ada sesuatu buat lo. Ntar kalo udah nyampe rumah baru
lo pencet nih boneka ini. Uda dulu ya gue buru – buru. Daa jangan lupa lo kudu
jawab besok.” Dharma meninggalkan Gita yang tidak sempat berkata apapun karena
kaget bercampur senang .
“ Dharma aneh banget deh,tapi yaudah lah gue buka dirumah
aj”
Sesampainya dirumah ia bergegas ke kamar dan bersiap untuk
membuka bingkisan boneka dari Dharma. Namun tiba – tiba kepalanya sangat
pusing, rasanya sama sewaktu ia masuk
UKS dulu. Pandangan gita lekas kabur dan slep, gelap. Ia pingsan dengan tangan
yang masih memeluk bingkisan itu. Orang tua gita panik lalu segera membawanya
ke rumah sakit di malaysia.
“ maaf pak , bu gita itu penyakit leukimia nya sudah terlalu
akut. Kami tidak bisa berbuat banyak seluruh sel darah putih sudah menyerang
sebagian besar eritrosit Gita.kita hanya bisa menyerahkan kesembuhannya pada
Sang Kuasa.” Kata dokter malaysia itu.
“ tapi dok lakukan saja apa yang perlu di lakukan, kami akan
bayar berapapun untuk kesembuhan anak kami”. Kata mama Gita sambil menangis
terisak.
Sementara di sekolah
Dharma dan Nuna kebingungan mencari keberadaan Gita, sudah lima hari Gita tidak
masuk sekolah. Di tanyakan kepada guru piket tidak ada yang tau.
“apa dia marah sama gue ya Na?”Dharma membuka percakapan
“ emang lo ngapain dia ?”Nuna tanya balik
“gue tu ngasi dia boneka yang ada tape record nya. Gue
nyatain perasaan gue ke dia lewat boneka itu,apa dia marah ya”.
“ OmG lo nembak gita, emang kalian itu cocok banget deh,gue
dukung kok. Tapi sayangnnya sampe sekarang belum ada konfirmasi tntang lo
diterima apa ditolak”.
Kemudian mereka besok berencana melanjutkan untuk datang
kerumah Gita.
Dirumah sakit Singapura Gita yang baru siuman masih
penasaran tentang boneka dari Dharma itu. Ia mencoba meraih boneka yang ada di
meja samping tempat tidurnya dengan susah payah. Ia merasa tubuhnya sangat
lemas dan sering kali masih mengeluarkan darah dari hidung nya.
“ akhirnya gue bisa ambil boneka ini, buka ah eemhhh apa ya
maksud Dharma?”. Gita masih bertanya – tanya dan kemudian ia pencet tombol
kecil itu
“ gue selalu terpesona
liat rambut lo yang terbang – terbang kena angin itu.lo ngga tau kan gue slalu
merhatiin lo. Gue tau lo suka ngaca waktu pelajaran. Gue juga tau lo suka bawa
– bawa jepit rambut warisan eyang lo itu.gue suka sama lo. Suara bahakan bekas
langkah kaki lo ,gue sering tapakin. Ijinkan gue ngisi hidup lo . lo mau jadi
pacar gue??
Kaulah yang pertama,
yang memberi arti cinta
Tuk selamanya tetap
dihatiku
Ingin memelukmu
mendekap hangat cintamu
Tuk selamanya tetaplah
dihatiku
Gue tau suara gue ga
sebagus punya lo, tapi gue coba khusus buat bilang kalo gue cinta sama lo.
Semua yang lo punya gue suka. Gue tunggu jawabannya besok oke.
Gita meneteskan air mata terharu. Kemudian ia mengambil
handphone nya dan ia menyanyikan sesuatu.Namun tiba – tiba kepalanya terasa
sakit ia menguarkan darah lagi, ia masih tetap berusaha menyelesaikan jawaban
untuk dharma itu walaupun dengan terbatuk batuk,ia merasa tidak kuat lagi .
mama Gita yang kebetulan masuk berteriak memanggil dokter ia khawatir. Gita
pingsan lagi.
Dokter segera masuk dan menggunakan alat kejut untuk memacu
jantung gita yang detaknya kian melemah. Tiiiiiitttttt..... mesin itu
mengeluarkan tanda, bahwa gita tidak disini lagi. Ia telah pergi. Mama dan papa
gita mangis histeris tidak percaya anak satu – satunya diambil dengan begitu
cepat.
Keesokan hari nya dharma dan Nuna pergi kerumah gita, ia
amat terkejut melihat banyak orang disana seperti selamatan. Masuklah Nuna dan
Dharma dengan raut muka kaget. Mama Nuna yang matanya masih sembab menghampiri
mereka.
“ tante siapa yang meninggal tante?.tanya Nuna
“ Gita Na, Gita “ jawab mama Gita sambil terisak memeluk
Nuna.
“apa tante? Gita? Dia sakit apa? Selama ini saya ngga pernah
mergokin dia sakit?” . dharma sangat terpukul , ia segera menuju jenazah Gita .
ia membuka kain tutup tubuhx perlahan
terlihat wajah Gita yang pucat membujur kaku.Nuna dan Dharma memeluk jenazah Gita
“ lo tinggalin gue? Ini jawaban lo buat gue? Lo tega gita,
lo itu cinta pertama gue. Lo juga orang pertama yang udah nyakitin gue. Gue
sayang lo gita, apa lo ga sayang gue sampe tega ninggalin gue.” Dharma masih
terisak
Kemudian papa Gita membangunkan tubuh Dharma.” Sudahlah nak
ikhlaskan Gita,om menemukan rekaman ini di hp Gita sebentar sebelum gita
meninggal, om rasa ini buat kamu Dharma”. Papa gita menyerahkan rekaman itu
Sepulang dari rumah gita ,Dharma memutar rekaman itu.
“ untuk Dharma ku...
gue juga sayang sama lo. Lo jangan kawatirin gue ya. Gue bakal selalu ada buat
lo.gue trima cinta lo. Dan memang lo adalah cnta terakhir buat gue
eemmhh maaf ya gue lagi
batuk sedikit . tapi gapapa kok.makasih lo uda mau nemenin hari – hari gue.
Makasih ya jelek hahaha. Senyum donk kan lo uda jadi cowok gue sekarang . “.
Ni gue nyanyiin buat lo
ya, tapi maaf suara gue jadi jelek gara – gara ni batuk
Aku tak pernah pergi selalu ada di
hatimu
Kau tak pernah jauh selalu ada di
dalam hatiku
Sukmaku berteriak menegaskan ku cinta
pada mu
Terimakasih pada Maha Cinta
menyatukan kita
Saat aku tak lagi di sisi mu
ku tunggu kau di keabadian
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapapun insan Tuhan pasti
tahu
Cinta kita sejati
Dharma _ Gita forever
Setelah kepergian Gita, Dharma menutup hatinya untuk
siapapun hingga masa tuanya ia memutuskan tidak menikah. Dharma meninggal
karena penyakit paru – paru . dan ia ditemukan meninggal dengan rekaman suara
gita yang masih menyala di samping tempat tidurnya.
0 komentar:
Posting Komentar