Kamis, 29 Desember 2016

 Hai Separuhku

Sejenak hujan menyadarkan lamunanku. Iya inilah yang sesungguhnya, aku berdiri di tepian jalan berliku sendirian. Mencoba menerka arah yang akan kuambil. Penunjuk arahku tiada.... entahlah sudah berapa lama dia tak menanyakan keberadaan dan perasaanku. Aku yang tiada paham hubungan macam apa ini. Aku yang seringkali tertawa sendiri membuka memo lusuh manis beberapa bulan silam. Aku yang seringkali merindui setiap ucap kata yang pernah menghentikan laju nafasku, yang membuat gempa bumi pribadi. Aku yang seringkali menumpahkan air yang mendesak keluar dari mataku untuk menemukan kebahagiaanku akan engkau.
Separuhkuu ...
Aku hanya ingin tahu kau baik – baik saja. Berbagilah denganku kapanpun kau mau, sungguh telinga dan hati ini tidak hanya tersedia kala kau membawa berita gembira.  Justru kukuatkan dan kusiapkan segalanya untuk menampung dan mengganti semangatmu yang hilang. Seburuk apapun harimu, ingatlah bahwa aku mencintaimu.
Separuhkuu..
Aku tiada pernah ingin tergesa untuk memiliki mu, karena aku sangat paham bahwa kau seorang laki – laki pastilah memiliki target hidup, dan itupun juga untukku. Kau harus tahu, bahwa ada aku yang sedang menggenggam bara rindu, aku yang menggenggam tajamnya cinta akan engkau.  Jangan kau memilih untuk memberikan bara api dan tajamnya pisau.
Separuhkuu...
Sesungguhnya hatiku hanya ingin berucap aku sangat merindukanmu, aku sangat mengkhawatirkanmu. Meski kutahu takdir kita tak pasti, namun dalam keadaan demikian aku masih ingin berjodoh denganmu.

0 komentar:

Posting Komentar